PRODUK NASA KHUSUSNYA VITAMIN TERNAK POC NASA, VITERNA, TANGGUH PROBIOTIK, TON NASA SERTA PUPUK ORGANIK NASA ADALAH PRODUK BERTEKNOLOGI TINGGI SEHINGGA MAMPU MENINGKATKAN KUANTITAS DAN KUALITAS PETERNAKAN, PERIKANAN SERTA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN ANDA. DAPATKAN PRODUK NASA HUB STOCKIST NASA H.1781 WA/CALL : 087747838108

TEHNIK BUDIDAYA UDANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI NASA


https://agennasaasli.blogspot.com/2017/07/cara-budidaya-udang-menggunakan-produk-nasa.html

Udang merupakan komoditas yang penting dalam dunia perikanan, Karena nilai ekonominya yang tinggi dan ada dua jenis Udang yang banyak dibudidayakan di indonesia yaitu jenis Udang Windu (Penaeus Monodon) dan Udang Vanemei (Iithopenaeus Vannamei).

PT. NATURAL NUSANTARA (NASA) sejak tahun 2002 telah mempunyai paket teknologi organik (ramah lingkungan) yang memenuhi aspek K3 (Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian) untuk meningkatkan produktivitas sekaligus melestarikan kawasan Budidaya Tambak Udang, Teknologi NASA tersebut berupa Pupuk Tambak Organik Nusantara (TON), Suplemen dan vitamin VITERNA Plus, POC NASA, HORMONIK dan TANGGUH PROBIOTIK.

CARA BUDIDAYA UDANG MENGGUNAKAN PRODUK NASA

Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam BUDIDAYA UDANG :

1. Lokasi Lahan
  • Lokasi lahan yang baik untuk budidaya udang adalah daerah pantai dengan tanah berterstur liat atau liat berpasir yang mampu menahan air dan tidak mudah pecah.
  •  Ada air payai dengan salinitas 0-33 ppt dengan suhu optimal 26-30 derajat C, dan bebas dari pencemaran bahan kimia berbahaya.
  • Mempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air keluar/outlet yang terpisah.
  • Mudah mendapatkan sarana produksi yaitu benur, pakan, pupuk, obat-obatan dll.
  • Pada tambak yang intensif harus tersedia aliran listrik dari PLN atau GENERATOR sendiri.
2. Berdasarkan intensitas dan padat tebarnya budidaya udang di bedakan menjadi :
  • Tambak tradisional dengan ciri-ciri biasanya dilahan pasang surut yang umumnya berupa rawa bakau dengan bentuk ukuran petakan yang tidak teratur, Belum menggunakan pupuk dan obat-obatan dan progam pakan tidak teratur dan penebaran rendah.
  • Tambak semi intensif dengan ciri-ciri lokasi tambak sudah berada didaerah terbuka dan bentuk petakan teratur tetapi masih berupa petakan yang luas (1-3ha/petakan) tingkat penebarannya masih rendah dan penggunaan pakan buatan masih sedikit.
  • Tambak intensif dengan ciri-ciri lokasi didaerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas dan ukuran petakan dibuat kecil (kurang 1ha/perpetakan) tingkat penebarannya tinggi dan sudah menggunakan kincir, pupuk serta progam pakan yang baik.
3. Pengolahan lahan, untuk mendapatkan hasil panen yang baik sekaligus menjaga kelestarian lingkungan budidaya, wajib hukumnya dilakukan pengolahan lahan yang meliputi :
  • Pengangkatan lumpur, setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa pakan, kotoran udang dan dari udang yang mati, kotoran tersebut harus dikeluarkan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon.
  • Pembalikan tanah, tanah didasar tambak perlu dibalik dengan cara dibajak atau dicangkul mebebaskan gas-gas beracun (H2S dan AMONIAK) yang terikat pada partikel tanah, untuk menggemburkan tanah dan membunuh bibit penyakit karena terkena sinar matahari/ultra violet.
  • Pengapuran untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit dilakukan dengan kapur ZELOIT dan DOMOLIT dengan dosis masing-masing 500kg perhektar atau sesuai keasaman tanah.
  • Pengeringan, setelah tanah dikapur biarkan hungga tanah menjadi kering dan pecah-pecah untuk membunuh bibit-bibit penyakit.
  • Perlakuan Pukuk TON dan TANGGUH Probiotik untuk mrngembalikan kesuburan lahan serta mempercepat pertumbuhan pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa beracun, lahan perlu diberikan Pupuk TON dengan dosis 2,5kg perhektar dan TANGGUH Probiotok kedalam air kemudian aduk hingga larut siramkan secara merata keseluruh arel tambak.
  • Pemasukan air, setelah 3 hari, air dimasukan ketambak, pemasukan air yang pertama setinggi 10-25cm dan biarkan 3 hari, untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah di Pupuk TON, setelah itu air dimasukan hingga minimal 80cm, untuk penyuburan plankton sebelum benur ditebar, air dikapur dengang dolomit atau zeloit dengan dosis 300kg perhektar.
4. Pemeliharaan Benur :
  • Benur (Benih Udang) yang empunyai tingkat kehidupan (survival rate/SR) yang tinggi, daya adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tinggi, berwarna cerahtidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak, sehat dan mempunya alat tubuh yang lengkap, penebara benur setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih 30-40cm, penebaran benur dilakukan dengan hati-hati karena masih lemah dan stress pada lingkungan yang baru.
  • Tahab penebaran benur adalah :>> A. Adaptasi suhu, plastik tempat benur direndam selama 15-30 menit agar terjadi penyesuaian suhu antara air kolam dan diplastik.>> B. Adaptasi udara, plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungnya biarkan terbuka dan terapung selama 15-30 menit agar terjadi pertukaran udara bebas dengan udara dalam air diplastik.>> C. Adaptasi kadar garam/salinitas, dilakukan dengan cara memercikan air tambak kedalam plastik selama 10 menit tujuannya agar terjadi pencampuran antara air yang berbeda slinitasnya sehingga benur dapat menyesuakan dengan salinitas air tambak.>> D. Pengeluaran benur dilakukan dengan measukan sebagian ujung plastik kedalam air tambak, biarkan benur keluar sendiri keair tambak, sisa benur yang tidak bisa keluar sendiri dapat di masukan kedalam tambak dengan hati-hati.
5. Pemeliharaan Tambak :
  • Pada awal budidaya sebaiknya diarea penebaran benur disekat dengan waring atau hapa untuk memudahkan pemberian pakan, sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan Udang, setelah 1 minggu sekat dapat dibuka, pada bulan pertama yang harus diperhatikan adalah kualitas air harus selalu stabil, penambahan atau penggantian air dilakukan dengan hati-hati karena Udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis, untuk menjaga kualitas dan kestabialan air setiap penambahan air baru atau maksimal 15 hari sekali diberi perlakuan Pupuk TON dengan dosis 1kg/hektar dan TANGGUH Probiotik dengan dosis 1/2liter/hektar.
  • Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui perkembangan Udang melalui pertambahan berat Udang, Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah Udang Perkg) 250-300, untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali, produksi bahan organik terlarut yang berasal dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi oleh karena itu sebaiknya air diberi perlakuan kapur zeloit setiap beberapahari sekali dengan dosis 400kg/hektar, pada setiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakuan Pupuk TON dengan dosis 1kg/hektar.
  • Mulai umur 60 hari keatas yang harus diperhatikan adalah menejemen kalitas air dan kontrol terhadap kondisi Udang, setiap air sudah terlihat keruh secepatnya dilakukan penggantian air dan perlakuan Pupuk TON 1kg/hektar, jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi menyebabkan kualitas air dan area hidup Udang juga semakin menurun, akibatnya Udang mudah mengalami stres yang ditandai dengan tidak mau makan, diam dan diam di sudut-sudut tambak, yang terjadi kanibalisme.
6. Panen :
  • Udang dipanen yang disebabkan karena tercapainya bobot panen (panen normal) atau diserang penyakit (panen emergency), Panen normal biasanya dilakukan pada umur lebih dari 90 hari dengan size normal rata-rata 40-50, sedangkan panen emergency dilakukan jika Udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalkan SEMBV bintik putih), selain itu ada panen parsial yaitu untuk mengurangi populasi/kepadatan Udang, Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang berukuran besar, kulit keras, bersih, licin, cerah dan organ tubuh lengkap masih hidup dan segar, waktu pemanenan yang baik yaitu malam atau dini hari agar Udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga Udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah dan rusak.
PAKAN UDANG
https://agennasaasli.blogspot.com/2017/07/cara-budidaya-udang-menggunakan-produk-nasa.html


Pakan Udang ada 2 macam, yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kecil, cacing kecil, anak serangga dab detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk), pakan yang lain adalah pakan buatan yang berupa pelet, pada budidaya yang semi intensif pakan buatan sangat diperlukan karena dengan padat penebaranya yang tinggi, pakan yang ada tidak akan cukup yang mengakibatkan pertumbuhan Udang terhambat dan akan timbul sifat kanibalisme Udang, pakan pelet Udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan Udang  yang normal.

Kebutuhan pakan saat awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1kg, selanjutnya tiap 7 hari sekali ditambah 1kg hingga umur 30 hari, mulai umur tersebutdilakuan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10% dari pakanyang diberikan, waktu ngkat ancho untuk size 1000-166 3 jam, size 166-66 adalah 2,5 jam, size 66-40 adalah 2,5 jam dan kurang dari 40 adalah 1,5 jam dar pemberian untuk meningkatkan pertumbuhan Udang perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan, untuk itu pakan harus dicampur dengan VITERNA Plus, POC Nasa, HORMONIK yang mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 1 tutup botoluntuk 2-3kg pakan, untuk meratakan pencampurannya bisa ditambah dulu dengna air secukupnya.

Salam sukses dan sejahtera peternak indonesia

0 Response to "TEHNIK BUDIDAYA UDANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI NASA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel